Bagian Vital Bayi Perempuan yang Baru “Berusia 7 Hari” Ini, Tiba-tiba Mengeluarkan Darah! Tak Disangka, Dokter yang Memeriksanya “Malah Tersenyum”!



Kelahiran bayi adalah hal yang sangat dinantikan oleh sebuah pasangan suami istri, maupun keluarga mereka masing-masing. Baru-baru ini ada seorang wanita yang sudah berusia 30 tahun, baru hamil dan melahirkan seorang bayi. Mereka sangat senang dan bersyukur.

Namun, baru berusia 7 hari, terjadi keanehan dengan bayinya. Bayi kecil mereka tidak menangis, hanya ketika ingin minum susu, barulah ia menangis.

Baca juga : Banjir Air Mata, Ditanya Soal Hubungannya Dengan Raffi Ahmad, Perasaan Nagita Tersayat Sayat Tak Kua !!

Ketika sedang mengganti popok anaknya, mereka pun kaget melihat ada warna merah di popoknya!

Ibu ini pun langsung menelpon suaminya dan membawa anaknya ke rumah sakit. Disana mereka sangat panik, namun setelah dokter memeriksa bayi itu, ia malah tersenyum.

Dokter menjelaskan bahwa itu adalah “pseudomenstruasi”, yang normal terjadi pada bayi perempuan yang baru lahir. Jika jumlah darah terlalu banyak, maka perlu dilakukan pemeriksaan, jika sedikit saja, maka itu adalah hal yang normal.

Setelah mendengar penjelasan dokter, mereka pun tenang.

Pseudomenstruasi pada bayi perempuan yang baru lahir ini terjadi pada minggu pertama sampai hari kesepuluh setelah kelahiran.
 Kurang lebih pseudomenstruasi ini berlangsung 2-3 hari dan akan berhenti sendiri. Namun, jika hal ini terus berlangsung lebih dari 2 bulan, maka butuh adanya pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, juga butuh memperhatikan beberapa keadaan di bawah ini:

Masalah endokrin:
Kemungkinan besar terjadi pada anak perempuan (lebih dari 1 tahun). Untuk bayi perempuan, masalah ini lebih jarang terjadi.

Baca juga : Terjebak di Segitiga Bermuda Pria ini Kemudian Mengumandangkan Azan, Lihat yang Terjadi Mengejutkan !!

Masalah ovarium:
Jika pseudomenstruasi terus berlangsung, maka perlu mencari tahu apakah ada masalah pada ovarium atau tidak/

Kanker adrenal: tumor ganas yang dapat berkembang pada kelenjar adrenal. Penyebab sebenarnya tidak diketahui, meski faktor resikonya termasuk sindrom, gangguan genetik dan faktor lingkungan seperti asap rokok.
Penyakit ini juga berhubungan dengan pseudomenstruasi, sehingga harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, termasuk pemeriksaan dengan ultrasonik.

Orangtua (terutama ibu) arus mengerti, jika seorang gadis berusia di bawah 8 tahun pada bagian vitalnya mengeluarkan darah, maka perlu diketahui apakah itu adalah pubertas dini atau tidak. Dan sebaiknya melakukan tes darah.

Selain itu, bayi yang baru lahir juga dapat mengalami “Ikterus FIsiologis” atau joundice, yaitu perubahan warna kuning pada kulit dan sklera yang terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin di dalam darah.
 Bilirubin adalah zat hasil pemecahan hemoglobin(protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen). Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun, sulit larut dalam air dan sulit dibuang.

Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin tersebut. Masa matang organ hati pada setiap bayi berbeda.
 Namun umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai biasa melakukan fungsinya dengan baik. Itulah mengapa, setelah berumur 7 hari rata-rata kadar bilirubin bayi sudah kembali normal.

Konstipasi atau sembelit pada bayi adalah hal yang harus diperhatikan oleh orangtua. Sebagai orangtua, sebaiknya memperhatikan tinja bayi, tinja yang normal biasanya bertekstur lembut. Jika bayi mengalami konstipasi, maka dapat menanganinya dengan mengencerkan susu yang diberikan kepada bayi.

Yuk share artikel ini ke teman-temanmu dan semoga bermanfaat!

Sumber: Happy/ Cerpen.co.id